Proses Pengepakan Hasil Produksi Kripik Singkong Putra Mandiri |
Ungkapan itu yang saat ini dirasakan pemanfaat Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) Perguliran Kelompok Al Hidayah dusun Krajan desa Menampu. Kehadiran PNPM-MPd tahun 2010 memberikan semangat baru bagi masyarakat desa Menampu untuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi bahkan menjadi masalah sosial yang harus didiselesaikan secara berkelanjutan.
Bagaimana tidak? Sebelum ada dana Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) yang dikelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MPd di kecamatan Gumukmas, masyarakat desa Menampu kesulitan untuk memperoleh pinjaman modal usaha untuk meningkatkan kesejahteraan, kebanyakan masyarakat khususnya kaum perempuan malu dan takut untuk pinjam ke lembaga keuangan yang ada, karena di kawasan kecamatan Gumukmas persyaratan yang diberikan terlalu bertele-tele sehingga membuat masyarakat malas dengan proses yang terlalu lama dan harus menunggu ber jam-jam untuk mendapatkan pinjaman modal, tidak sedikit dari mereka meminjam uang kepada bank harian yang jasa pengembliannya sangat besar. Dalam kondisi seperti ini pada tahun 2010 ada PNPM-MPd yang dikelola oleh kecamatan Gumukmas dan sangat membantu bagi masyarakat yang mempunyai usaha serta sulit untuk mendapatkan penambahan modal untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tempat Produksi Kripik Singkong |
Setelah usulan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP) desa Menampu menjadi prioritas usulan dalam MAD Prioritas Usulan dan kelompok SPP Al Hidayah mendapatkan dana Rp. 12.000.000,- dan pemanfaat atas nama ibu umi mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 500.000,- yang digunakan untuk melanjutkan usahanya yang sempat berhenti karena kekurangan modal.
Dengan didanainya kegiatan SPP kelompok Al Hidayah, usaha ibu Umi bisa berjalan lagi. Usaha pembuatan ketela rambat ibu Umi dirintis mulai tahun 2007 dengan modal Rp. 50.000,- dibelanjakan ketela rambat 10 kg, gula pasir 3 kg, minyak, bungkus plastik dan kayu bakar. Dari 10 kg ketela rambat bisa menjadi 400 biji karangmas dan di kemas menjadi 20 ikat dengan harga jual per ikatnya Rp. 4000,-. Hasil penjualan kotor 20 ikat sebesar Rp. 80.000,- dikurangi modal sebasar Rp. 50.000,- ibu Umi mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 30.000,-.
Usaha itu hanya bertahan 2 (dua) tahun, sehingga tahun 2009 berhenti membuat karang mas (cakar ayam) dikarenakan mahalnya bahan baku dan kebutuhan keluarga semakin bertambah, ibu Umi harus mencupi kebutuhan keluarga sendiri karena suaminya sudah meninggal dunia. Usaha ibu Umi terus bertambah setiap tahun dengan semakin bertambahnya modal usaha yang didapatkan sebagaimana tabel berikut :
No
|
Uraian
|
Tahun
|
Alokasi
Pinjaman
|
Ibu Umi
|
1
|
SPP Reguler
|
2010
|
12.000.000
|
500.000
|
2
|
Perguliran 1
|
2011
|
16.000.000
|
1.000.000
|
3
|
Perguliran
2
|
2012
|
20.000.000
|
2.000.000
|
Kripik Singkong Siap Untuk Di Jual |
Dengan adanya pinjaman modal yang diterima tahun 2012 sebasar Rp. 2.000.000,- ibu Umi bisa berjualan lagi dengan pembelian bahan baku 200 kg seharga Rp. 480.000,-, minyak goreng 24 kg seharga Rp. 240.000,-, plastik 4 bendel seharga Rp. 44.000,- dan sudah dapat mempekerjakan karyawan sebanyak 6 orang dengan upah Rp. 20.000,- perhari. Dari 2 kuintal singkong bisa jadi 300 bungkus kripik dengan harga perkg sebasar Rp. 3.500,- dan total hasil pejunalan kripik singkong PUTRA MANDIRI pendapatan kotor sebesar Rp. 1.050.000,- dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 884.000,- jadi keuntungan ibu Umi per hari sebesar Rp. 166.000,-. Sedangkan untuk pemasaran hasil produksi kripik singkong sudah ada yang mengambil sekaligus setor hasil penjualan minggu sebelumnya. Pembayaran angsuran kelompok SPP Al Hidayah tidak pernah menunggak dan yang membanggakan tingkat pengembalian angsuran kelompok SPP desa Menampu sampai saat ini selalu lunas 100%. Dengan lancarnya tingkat pengembalian angsuran SPP di desa Menampu maka sudah barang tentu usaha kelompok semakin berkembang dan dapat meningkatkan perekonomian warga.
Sumber : PNPM MPd Kecamatan Gumukmas Kabupaten Jember
0 komentar:
Posting Komentar